Berpikir: -relasi antara diri kita dan raelitas/informasi. Kemampuan manusia untuk mencari arti bagi REALITAS yang muncul di hadapan kesadarannya dalam pengalaman dan pengertian
>> Merupakan
aktivitas intelektual yang melakukan generalisir atas FAKTA-FAKTA
a.Realisme: tidak
dapat diobservasi dengan indra
b.Positivisme: dapat
diobservasi dengan indra
Ontologi à teori tentang
keberadaan, yakni gambaran tentang
realitas (sosial) atau dengan kata lain asumsi, klaim, keyakinan tentang apa
yang ada, apa yang merupakan realitas social
>>apa yang ingin kita
ketahui
Epistemologi à teori tentang pengetahuan yang
esensinya adalah gambaran dari upaya untuk menjawab pertanyaan mengenai apa dan
bagaimana kita mengetahui realitas
sosial , ilmu dari sebuah ilmu.
>>bagaimana caranya kita
mengetahui
>> Posisi
epistemologis/ Metodologi: Positivisme, Realisme ,Hermeneutik/
Interpretivis
Axiologià
>>nilainya apa dari realitasnya
Realitas Sosial: Realitas Subjektif & Realitas Objektif
Pengetahuan yang ilmiah: Kumpulan
pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan pengetahuan-pengetahuan
lainnya. Cara
mendapatkannya dengan menggunakan metode ilmiah
Ilmu Sosial >Memahami dan
menjelaskan realitas sosial
>1. Pengetahuan
tentang dunia sosial tidak bisa diperoleh hanya dengan melihat, mendengar,
merasakan ataupun meraba, tetapi menuntut juga keyakinan
>2. Pengamatan
tentang realitas seringkali juga sangat menyesatkan
>3. Realitas
yang sama dipahmi dengan cara yang sangat berbeda-beda oleh orang yang berbeda
Pengetahuan
Harian (Common Sense/CS):
Isi CS: Fakta: a. sesama manusia,
bentuk-bentuk kebudayaan, alam di sekitarnya
b. Sebab
akibat dan keterangan
Ciri-ciri
CS: a. Kebetulan
b. Subjektif
c. Kurang
bertalian
Cara
CS Diperoleh: a. Dengan jalan bahasa
b. Dengan jalan tradisi, adat
kebiasaan
Ilmu Pengetahuan/Pengetahuan Ilmiah/lmu Empiris:
Unsur-unsur di
dalam ilmu pengetahuan
q Pengetahuan objektif
q Dicari secara
metodis, sistematis dan kritis
q Keseluruhan
pengetahuan yang koheren
q Keterangan
yang berlaku umum
q Untuk bidang
atau segi tertentu dari kenyataan
Posisi
epistemologis/ Metodologi
q Positivisme
q Realisme
q Hermeneutik (penafsiran) /
Interpretivis
Metodologi:
Kesatuan cara
berpikir yang logis dan sistematis
Berasal dari
bahasa Yunani (methodos), dan Latin (methodus)
Metodologi : meta
(setelah, mengikuti), hodos (jalan), logos (kata, ujaran,
rasio, ilmu)
Jadi
metodologi adalah : cara yang
didefenisikan secara jelas dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan
Jadi
metodologi juga adalah: cara tertentu dalam memandang, mengorganisasikan dan
membentuk kegiatan pengkajian
Idealisme: pemikiran ke arah lebih maju
Counter: membalik
Affrmasi: meneguhkan
Dekonstruksi: membongkar
ü Positivistik:
-Menguasai “hukum alam” sehingga manusia bisa
memprediksi dan mengontrol alam
-General
-Bebas nilai
-Metode à survey, eksperimen,
evaluasi
ü Interpretatif
-Mendeskripsikan makna “social actions”> memaknai sesuatu ex:
mengapa berjilbab
-Nilai adalah bagian yang integral di dalam kehidupan
sosial, sehingga tidak ada yang benar atau salah hanya berbeda
-Metode àHermeneutik,
fenomenologi, etnografi (juga
menjelaskan, no teatrikal)
ü Critical
-Memberdayakan masyarakat dan mengubah “social life”
secara radikal
-Ilmu berangkat dari sebuah nilai, ada nilai yang salah
dan ada nilai yang benar
-Metode àParcipatory
Research (PAR), metode kaum feminis
SOSIALISASI
Sosialisasi: proses di mana
kita belajar melalui interaksi dengan
orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya
itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial
yang efektif
Kegunaan:
Ø Pertama,
memberikan dasar kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif
dalam masyarakat,
Ø Kedua
memungkinkan lestarinya suatu masyarakat
Kondisi yang menunjang Sosialisasi:
Ø Kematangan
Biologis =tahapan
usia (psikologis)
Ø Lingkungan
Sosial
Media Sosialisasi:
Ø Keluarga =mediasi
Ø Peers Group=KOMUNITAS
Ø Sekolah
Ø Media
Informasi
Yang disosialisasikan:
Ø Nilai à prinsip yang mendasari prilaku
Ø Norma
à aturan baku, reward, punishment
à Cara (Usages)
àKebiasaan (Folkways)
àTata Kelakuan atau Norma Kesusilaan (Mores)
àAgama
à Adat Istiadat (Custom)
àNorma Hukum
Ø Eksternalisasi
: Proses dimana individu dengan aktivitasnya baik fisik maupun mental, membentuk
dunia sosial mereka. Aturan sosial adalah produk manusia dan itu berlaku selama
manusia terus membuat aturan-aturan baru.
Ø Obyektifikasi
: Sebagai proses pemahaman dan peneriman manusia terhadap keteraturan
realitas sehari-hari.
Ø Internalisasi
: Proses peresapan kembali realitas tersebut oleh manusia, dan
mentransformasikan kembali dari struktur dunia obyektif ke dalam kesadaran
subyektif.
Ø Manusia adalah
organisme yang dilahirkan dalam struktur sosial obyektif yang sudah ada
sebelumnya yakni dunia kehidupan yang telah dibangun oleh manusia pendahulunya
dan akan terus dipertahankan atau bahkan dibentuk kembali oleh orang-orang
setelahnya. Upaya mempertahankan melalui proses :
ü Sosialisasi : proses
disebarluaskannya nilai kepada sebanyak mungkin penganutnya
ü Institusionalisasi : proses dimana nilai
tersebut distabilkan dalam bentuk lembaga
INDIVIDUAL
• René Descartes
Membedakan “individual” sebagai sesuatu yang berbeda
dengan “dunia
sekitarnya”, jadi ada pemisahan subject-object (dualisme). Pernyataan Descartes
yang terkenal “Cogito ergo sum”. Descartes
adalah bapak rasionalisme.
• John Locke
Individual
adalah “tabula rasa” (blanked space), yang dibentuk melalui pengalaman
dan pendidikan. Kondisi dasar individu ini membentuk aliran pemikiran empirisme
• Hegel
Memahami
individual ketika berangkat dari proses dialektis (tesis-antitesis-sintesis) di
dalam dunia. Konsekuensinya, individu tak bisa memilih karena menjadi bagian
dari sejarah perjalanan dunia. Dari sini berkembang aliran pemikiran idealisme.
• Kierkeegard, Nietzsche, Sartre
à Kierkeegard
menolak pandangan Hegel bahwa individual adalah bagian dari sejarah dialektis
dunia yang tak terelakkan. Baginya, individual memiliki subjektivitas dan
kapasitas untuk menentukan nasibnya sendiri. Gagasannya mengembangkan aliran
pemikiran eksistensialisme
à Nietzsche
memandang bahwa individual harus mendefenisikan diri sendiri. Dari gagasannya
berkembang űbermensch (menentukan nasibnya sendiri).
à Sartre menekankan pada autentisitas, responsibility
dan free will dari individu
• Martin Buber
Di dalam
konsep I-Thou yang dikembangkan oleh Buber, individual tergantung pada bagaimana ia berelasi dengan dunia
luar (the outside world), di mana ada dua cara: Pertama, I-it relation (individu
berelasi dengan dunia di luar dirinya (the external world) yakni dunia
luar sebagai object yang terpisah jauh dari diri individual itu). Kedua, I-thou relation (individu memiliki hubungan personal dengan dunia di
luar dirinya, dan merasa bahwa ia adalah bagian dari luar dirinya). Dari gagasan
Buber berkembang aliran pemikiran nondualism
COMMUNITY
Perspektif Sosiologi
• Community adalah kumpulan individu yang
memiliki ikatan yang sangat kuat dan memiliki
“unity of will”, tanpa didasari oleh kepentingan pribadi, contoh keluarga, kinship
• Community terbentuk karena adanya kesepakatan dari
individu-individu yang memiliki
kepentingan (self-interest)
Perspektif Psikologi
• Community terbentuk
karena adanya “sense”.
• Sense
community:
(1). Keanggotaan (membership),
(2). pengaruh (influence),
(3). integration and fulfillment of needs, dan
(4). shared emotional connection.
Types of community:
• Geographic communities: komunitas berdasarkan lokasi
seperti lingkungan tetangga, desa, kota, provinsi, negara sampai planet. Di
sebut juga sebagai
communities of location.
• Communities of culture: komunitas
berdasarkan etnisitas, agama, masyarakat plural, global community cultures
of today. Bisa juga termasuk di dalamnya communities
of need or identity.
• Community organizations: komunitas
berdasarkan informal (keluarga, kinship) dan formal (asosiasi perusahaan, economic
enterprises, professional associations at a small, national or international
scale)
SOCIETY
Kata "society“
muncul pada abad ke-15 dan berasal dari bahasa Perancis, société, yang
diturunkan dari bahasa Latin societas, yang artinya "friendly
association with others“,
dari kata socius, yang artinya"companion, associate, comrade or
business partner."
Society sering dikontraskan dengan
istilah culture. Clifford Geertz
mengatakan bahwa society adalah susunan jalinan dari relasi
sosial, sedangkan culture atau kebudayaan disusun dari beliefs
dan symbolic forms
Di dalam ilmu politik, society
sering dikontraskan dengan state. Perbedaannya, state bersifat
dominatif dan hirarkis, sedangkan society bersifat egaliter dan terdapat
natural relations antar individu
a society is an economic,
social and industrial infrastructure, in which a varied multitude of people are
a part of.
MASSA
- Massa dilihat berdasarkan tujuan tertentu dengan
ikatan emosi yang dimobilisasi,
seperti political rally dalam kampanye partai politik, sports game,
hingga penjarahan (looting)
- Massa dilihat
tanpa tujuan yang sama, contoh kumpulan orang di pasar, mall
- Massa sangat potensial bagi terbentuknya chaos yang
mengarah kepada negativitas
0 comment:
Posting Komentar
Kindly write your comment